Kamis, 18 Juni 2015

UPAYA MAHASISWA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN PUBLIK



UPAYA MAHASISWA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DI DEPAN PUBLIK



Dosen Pembimbing: Dra. Wasitoh Meirani, M.Pd.


Di susun oleh:
Kurnia Illahi                                    061440610896
Nindy Lupita Sari                           061440610900




POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
USAHA PERJALANAN WISATA TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR

            Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah dengan judul “Upaya Mahasiswa Meningkatakan Kemampuan Berbicara di Depan Publik”.
            Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis telah menerima berbagai pengarahan, kritik, saran dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1.      Dra.Wasitoh Meirani, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Terima kasih atas bimbingan, masukan dan arahan yang diberikan selama ini.
2.      Rekan-rekan seperjuangan yang telah bersedia memberikan bantuan untuk menjadi objek penelitian.
Penulis berharap karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharpakan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya ilmiah ini.

Palembang,     Januari 2015


Penulis,






DAFTAR PUSTAKA

Halam judul..............................................................................................................i
Kata pengantar.........................................................................................................ii
Daftar pustaka.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang......................................................................................
1.2. Rumusan masalah dan ruang lingkup masalah....................................
1.3. Tujuan.................................................................................................
1.4. Manfaat...............................................................................................
1.5. Metode................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI
2.1. Mahasiswa....................................................................................
2.1.1. Definisi Mahasiswa............................................................
2.1.2. Perkembangan Psikologi Mahasiswa............................
2.2. Berbicara...................................
2.2.1. Definisi...................................
2.2.2. Kalsifikasi Berbicara...........................................................
BAB III PEMBAHASAN
2.1.   Upaya Jangka Pendek yang Dilakukan Mahasiswa Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Publik................................................
2.2.   Upaya Jangka Panjang yang Dilakukan Mahasiswa Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Publik...............................






BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Memiliki kemampuan berbicara di depan pubik bagi kalangan mahasiswa meruapakan hal yang wajib karena untuk menunjang berbagai kegiatan dan kebutuhan yang berkaitan dengan sivitas akademika seperti presentasi makalah, presentasi laporan akhir, seminar, dan berpidato. Sehingga kemampuan mahasiswa berbicara di depan publik sudah harus memasuki kategori yang tinggi. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang diantaranya, rasa percaya diri. Seorang mahasiswa yang sudah terbiasa berbicara di depan publik maka akan memiliki rasa precaya diri yang kuat dan tinggi tanpa ada keraguan dalam berbicara. Rasa percaya diri dapat didukung dengan adanya persiapan bahan dengan baik, sehingga rasa percaya diri  semakin meningkat.
Selain itu kemampuan mahasiswa berbicara di depan publik yang baik juga ditandai dengan penggunaan kata-kata atau bahasa yang komunikatif, lancar atau tidak terbata-bata, tidak banyak salah saat berbicara, tidak demam panggung atau gugup, serta kesiapan peralatan pedukung lainnya yang dapat menunjang kelancaran dalam berbicara didepan publik.
Akan tetapi pada kenyataanya sebagian besar mahasiswa belum memiliki kemampuan berbicara didepan publik atau kemampuannya masih dalam taraf yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang dialami mahasiswa. Faktor tersebut sangat bertolak belakang dengan kondisi yang seharusnya. Pada umumnya faktor pertama penyebab rendahnya kemampuan mahasiswa berbicara didepan publik adalah kurang percaya diri. Dalam hal ini mahasiswa belum terbiasa berbicara di depan orang banyak dan menghadapi para pendengar sehingga sebelum berbicara sudah muncul rasa tidak pecaya diri yang mengakibakan demam panggung.
Faktor kedua adalah kurang persiapan bahan bicara. Kemampuan mahasiswa dalam mencari referensi bahan yang akan dibicarakan cenderung mengalami kesulitan yang disebabkan terlalu banyak topik bahasan atau sulitnya materi yang akan disampaikan sehingga tidak mampu menguasainya.
Dari kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan mahasiswa yang merupakan orang yang kedudukan pendidikannnya paling tinggi masih banyak mengalami kesulitan berbicara di depan publik sehingga topik Upaya Mahasisawa Meningkatkan Kemampuan Berbicara di Depan Publik perlu dan layak untuk dibahas.

1.2.            Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Masalah
            Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah upaya mahasiswa meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik?
            Adapun ruang lingkup  masalah dalam makalah ini adalah:
a.       Bagaimanakah upaya jangka pendek yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik?
b.      Bagaimanakah upaya jangka panjang yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik?
Karna keterbatasan penulis, maka dalam penulisan kaya ilmiah ini upaya mahasiswa meningkatkan kemampuan barbicara di depan publik hanyalah mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya program study Usaha Perjalan Wisata kelas 1 BPA.

1.3.            Tujuan
            Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui tentang upaya mahasiswa meningkatkan kemampuan berbicra di depan publik. Adapun tujuan khususnya adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui upaya jangka pendek yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik.
b.      Untuk mengetahui  upaya jangka penjang yang dillakukan mahasiswa untuk meningktakan kamampuan berbicara di depan publik.

1.4.            Manfaat
            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun praktis.
1.      Manfaat Teoritis
Secara teorotis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadapat kemampuan dan pemahaman pembaca tentang upaya mahasiswa meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik.
2.      Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.
a.       Bagi mahasiswa:  Agar dapat dimanfaatkan untuk megembangkan kemampuan berbicara mahasiswa.
b.      Bagi mahasiswa calon guru: mendaptkan pengetahuan untuk menigkatkan kemampuan berbicara bagi siswa.
c.       Bagi lembaga pendidikan: dapat menerapkan upaya atau cara ini di setiap kelas yang memiliki masalh kemampuan berbicara siswanya.
d.      Bagi peneliti atau penulis: hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan bahan penelitian tentang upaya mahasiswa meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik.

1.5.            Metode
            Metode yang digunakan dalam penulisan  makalah ini adalah:
1.      Studi pustaka yaitu dengan melakukan pengumpulan data seperti membaca buku referensi serta bowsing internet,
2.      Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada 18 responden, yang terdiri dari 8 pertanyaan dan mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya program study Usaha perjalanan Wisata kelas 1 BPA sebagai respondennya.
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA/LANDASAN TEORI

            Pada bab II ini akan dideskripsikan konsep-konsep atau teori-teori yang sesuai dengan variabel penelitian yang dipilih. Variabel penelitian tersebut adalah mahasiswa dan kamampuan berbicara di depan publik. Berdasarkan hasil penelusuran yang telah dilakukan oleh penulis, terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitain yang akan di bahas oleh penulis, diantaranya:
1.      Penelitian Erna Andriyanti (2006) yang berjudul Upaya Peningkatan Public Speaking Skill Mahasiswa Program Studi Bahasa Dan Sastra Inggris Melalui Symposium Dan Workshop”, penelitian tersbut di atas hampir sama dengan peneleitian yang hendak penulis lakukan, namun ada perbedaan dari variabel yang akan penulis bahas. Perbedaan tersebut diantaranya adalah pada penelitian di atas menggunakan metode symposium dan workshop, sedangkan penelitian yang hendak dilakukan penulis hanya membahas upaya yang dilakukan mahasiswa untuk menigkatakan kemampuan berbicara di depan publik tanpa adanya metode khusus yang dipaparkan dalam judul.
2.      Penelitian Yuliarti Mutiarsih (2014) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara melalui Pengajaran Communication Orale I pada Program Pendidikan Bahasa Perancis JPBA FPBS UPI”, penelitian tersebut di atas berbeda dengan penlitian yang hendak dilakukan oleh penulis. Penelitian diatas terdiri dari variabel berbicara dan cara yang digunakan untuk menyelasikan masalah berbicara. Sedangkan dalam penelitain penulis variabel terdiri dari dari mahasiswa dan berbicara.
3.      Penelitian Sri Hayani (2013) yagn berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dan Motivasi Belajar Siswa Dengan Strategi Sosiodrama Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas Iii B Mi Ma’arif Bego Tahun Ajaran 2012/2013”. Perbedaan antara penelitan di atas dengan panelitian yang hendak dilakukan penulis adalah variabel yang digunakan dalam penelitian di atas adalah berbicara dan siswa, sedangkan variabel yang hendak penulis bahas adalah mahasiswa dan berbicara.
Landasan teori dalam makalah ini terdiri dari dua variabel yaitu mahasiswa dan berbicara di depan publik.
2.1.            Mahasiswa
2.1.1.      Definisi mahasiswa

Definisi mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Menurut peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun.
Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat.
Pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi calon-clon intelektual.
Jadi dapat disimpulakan bahwa, mahasiswa adalah peseta didik yang kedudukanya paleing tingga dengan status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

2.1.2.      Perkembangan Psikologi Mahasiswa

Dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan berbicara di depan publik. Dalam praktek lapangan mahasiswa masih banyak sekali yang mangalami kecemasan dalam berbicara di depan pulik. Salah satu bentuk kesulitan tersebut adalah kecamasan untuk mengungkapkan apa yang hendak diinformasikan kepada orang lain. Sebanarnya perasaan camas meruapakan hal yang wajar bila seseorang mengalami suatu kecemasan saat akan memulai sesuatu pembicaraan terutama di depan umum. Bahkan seorang yang telah berpenglaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari hal ini.
Menurut Hoolbrook (dalam Horwits, 2002) kecemasan komunikasi mempunyai banyak istilah yaitu sebagai demam panggung (stage fright), kecemasan komunikasi (communication anxiety), kecemasan tampil didepan umum (performance anxiety), dan kemudian berkembang dengan istilah communication apprehension. Communication apprehension di definisikan sebagai kecemasan atau ketakutan yang di derita oleh individu secara nyata atau antisipasi komunikasi, baik dalam suatu kelompok atau individu dengan individu.
Horwitz (2002) juga mengemukakan bahwa kecemasan komunikasi merupakan suatu
jenis fobia sosial, yang ditandai dengan adanya suatu pemikiran bahwa dirinya akan dikritik atau dinilai jelek oleh orang lain. Seperti yang dikemukan oleh Rakhmat (2007) bahwa orang yang mengalami kecemasan komunikasi akan sedapat mungkin menghindari situasi komunikasi, hal ini karena ia takut orang lain akan mengejeknya atau menyalahkannya.
Salah satu skill yang harus dikuasai mahasiswa adalah kemampuan berkomunikasi di depan umum dalam hal ini melakukan presentasi maupun diskusi. Presentasi dan diskusi itu dapat di jumpai hampir setiap hari saat proses belajar mengajar di dalam lingkungan perguruan tinggi.
Namun, tidak jarang mahasiswa merasa cemas untuk mengungkapkan pemikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi kelompok, bertanya pada dosen, maupun ketika harus berbicara di depan kelas saat melakukan presentasi tugas. Ketiga kegiatan tersebut menuntut mahasiswa untuk berbicara di depan umum, dan ketika mahasiswa merasa cemas saat melakukannya dapat dikatakan mahasiswa tersebut mengalami kecemasan berbicara di depan umum yang merupakan salah satu bentuk dari hambatan komunikasi (communication apprehension). Problem kecemasan komunikasi di depan umum ini masih banyak dihadapi oleh mahasiswa.

2.2.            Berbicara
2.2.1.      Definisi berbicara

Berbicara adalah salah satu kelebihan manusia dibanding makhluk hidup yang lain. Menurut Tarigan, setiap orang akan mengucapkan kata-kata atau bunyi-bunyi artikulasi untuk mengekspresikan dan menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan. Berbicara menjadi salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengarnya. Arsjad dan Mukti U.S juga mengemukakan pendapat yang sama dengan Tarigan.
Tidak jauh berbeda dengan Tarigan, Kartini (1985:7) menyatakan bahwa berbicara adalah suatu penyampaian peristiwa maksud, gagasan, pikiran seseorang kepada orang lain dengan mengemukakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dipahami oleh orang lain.
Laksana (1982:25) mengemukakan bahwa berbicara adalah perbuatan yang menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi, sebagai salah satu keterampilan dasar dalam berbahasa. Sementara Akhmadi (1984: 9) memberikan pengertian berbicara sebagai suatu keterampilan memproduksikan arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan, perasaan dan keingingan kepada orang lain. Selanjutnya Badudu-Zain (1994: 180) mengartikan berbicara dengan kata-kata, berpidato, dan bercakap-cakap. Batasan berbicara yang dikemukakan Badudu,- Zain ini lebih mengarah kepada jenis berbicara.
Moris dan Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antar anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah bentuk tingkah laku sosial. Sedangkan menurut Nuraeni (2002) berbicara adalah proses penyampaian informasi dari pembicara kepada pendengar dengan tujuan terjadi perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pendengar sebagai akibat dari informasi yang diterimanya.
Surono dalam Sri Haryani (2006: 396) menambahkan bahwa berbicara adalah komunikasi verbal secara lisan dan langsung antara penutur dan mitra tutur yang bisa juga dengan menggunakan media komunikasi lisan, audio, dan visual. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang hanya dilalui oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang mengucapkan kata-kata untuk menyatakan dan mengekspresikan pemikiran, gagasan dan perasaan kepada sekelompok orang atau individu sebagai pendengar.

2.2.2.      Kalsifikasi Berbicara

Kalsifikasi berbicara di depan publik menurut Tarigan di bedakan menjadi 4 jenis yaitu 1) Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau bersifat informatif
2) Berbicara dalam situasi kekeluargaan dan persahabatan, 3) Berbicara dalam situasi mengajak, membujuk, mendesak, dan meyakinkan, 4) Berbicara dalam situasi yang bersifat berunding dengan hati-hati dan tenang.
            Hartono berpendapat bahwa keterampilan berbicara dikelompokkan menjadi dua, yakni berbicara perorangan dan berbicara kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung. Keterampilan berbicara juga dapat dikelompokkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan, yakni memberi perintah, berpidato, memberi nasehat, mengajar, memberi saran, serta berunding. Dalam berbicara, seseorang pasti memiliki tujuan, yaitu untuk memberi dorongan, bertindak dan berbuat, menanamkan keyakinan, memberi informasi dan memberikan kesenangan. Memberikan kesenangan berarti pembicara bermaksud untuk membangkitkan suasana dan menimbulkan keceriaan ketika berada dalam suatu pertemuan.
            Keterampilan dalam berbicara juga dibagi berdasarkan jumlah pendengar atau penyimak, serta kegiatan yang dilakukan. Keterampilan dalam berbicara harus selalu ditingkatkan, dengan begitu, kita dapat berkomunikasi dengan baik dan menyampaikan pikiran kita dengan baik. Cara untuk meningkatkan keterampilan dalam berbicara yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri dan sering berlatih berbicara di depan umum.
            Dari berbagai pendapat yang ada maka penulis dapat menyimpulkan bahwa berbicara di depan publik adalah suatu proses panyamapian gagasan atau pendapat seseorang mengenai suatu hal yang dilakukan di depan orang banyak.









BAB III
PEMBAHASAN

3.1.Upaya Jangka Pendek Yang Dilakukan Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Di Depan Publik

Setiap orang pasti mampu berbicara selama ia tidak mengalami gangguan dalam berbiacara, namun tidak semua orang mampu berbicara dalam situasi dan keadaan tertentu. Misalnya, prsentasi, pidato, seminar, atau pembicaraan-pembicaraan yang bersifat resmi. Akan tetapi dalam proses pelakasanan berbicara banyak sekali orang mengalami masalah, termasuk mahasiswa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode kuesioner, hampir semua mahasiswa pernah berbicara di depan publik, dan dari hasil penelitian menunjukkan 95% mahasiswa mengalami kesulitan berbicara di depan publik seperti gugup, malu atau tidak percaya diri, dan tidak menguasai bahan.
Masalah-masalah tesebut sebenarnya dapat di atasi jika mahasiswa mempunyai kemaun untuk melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis 80% mahasiswa lebih memilih upaya jangka pendek untuk mengatasi masalah dalam berbicara di depan publik demi terwujudnya peningkatkan kemampuan berbicara di depan publik.
Berikut ini adalah upaya jangka pendek yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publk:
1.      Meminimalkan Rasa Gugup dan Takut
Hal yang dilakukan mahasiswa untuk meminimlkan rasa rasa gugup dan takut saat berbicara di depan publik adalah yang pertama dengan melakukan pendekatan rasional, yaitu dengan memberi sugesti kepada diri sendiri untuk tidak menjadi orang yang penakut. Yang kedua adalah menghindari kontak mata dengan para audience, karena hal tersebut dapat membuat pembicara menjadi sangat gugup. Ketiga, atur napas sebelum tampil berbicara di depan publik, karena dengan mengatur napas sebelum berbicara di depan publik, dapat menyegarkan otak, sehingga dapat melawan rasa gugup dan rasa takut karena bisa berfikir positif dan bisa yakin dengan apa yang akan disampaikan.
2.      Meningkatkan Rasa Percaya diri
Upaya yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan publik adalah yang pertama ketika berbicara di depan publik jangan terpengaruh dengan kondisi sekitar yang membuat kepercayaan diri hilang, tetapi tetaplah fokus dengan yang akan disampaikan dan yakin bahwa bisa melakukannya, dalam artian tetap positif thingking  terhadap diri sendiri. Kedua adalah tersenyum, karena senyum dapat mengurangi stres ketika berbicara di depan publik, sehingga rasa prcaya diri akan timbul.
3.      Kuasai Materi Yang Akan Disampaikan
Berdasarkan hasil dari jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 20 responden, banyak yang megalami kesulitan berbicara di depan publik akibat dari kurangnya penguasaan bahan yang ingin disampaikan. Dan dari masalah tersebut mahasiswa dapat mengatasinya dengan beberapa metode, yaitu:
a.       Menghafal dan memahami materi yang akan disampaikan sebelum tampil berbicara di depan publik. Metode ini dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik, karena dengan memahami materi yang akan disampaikan, pembicara akan lebih mudah menyampaikannya dengan bahasa yang sederhana dan dapat komunikatif dengan audiensnya.
b.      Menggunakan alat bantu peraga saat berbicara di depan publik, seperti membuat slide presentasi yang bisa ditampilakan dengan proyektor, sehingga mahasiswa dapat ingat dengan point-point yang ingin disampaikan karena dibantu dengan slide presentasi yang ditampilkan.
c.       Membaca point-point bahasan sebelum tampil berbicara di depan publik. Metode ini dapat membantu mahasiswa untuk bisa lancar berbicara di depan publik, karena dengan membaca poin-point bahasan yang ingin disampaikan sebelum tampil akan memudahkan mahasiswa untuk cepat paham dengan yang ingin disampaikan dan bisa mengetahui mana yang lebih penting untuk disampaikan.
d.      Membawa kertas kecil saat berbicara di depan publik. Metode ini cukup membantu mahasiswa untuk bisa berbicara di depan publik. Dengan membewa kertas kecil yang berisi tentang materi yang akan disampaikan tersebut, lebih memudahkan mahasiswa untuk mengurutkan apa-apa yang akan disampaikan, sehingga tidak ada materi yang terlupa untuk disampaikan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Erna Andriyanti (2006)  upaya jangka pendek yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik adalah penciptaan suasana yang nyaman agar mahasiswa tertantang untuk berbicara di depan publik, yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri, dan peningkatan keterlibatan mahasiswa dalam aktifitas kelas.
4.      Berani Untuk Mencoba
Yang paling penting untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik adalah motivasi dalam diri sendiri yaitu berani untuk mencoba terlebih dahulu. Jangan dulu memikirkan tentang apa yang disampaikan tidak akan diterima oleh orang lain, tetapi harus berani untuk mengemukakan ide atau pendapat yang ada pada diri terlebih dahulu. Sehingga jika sudah dibangun rasa berani untuk berbicara di depan publik, maka berbicara di depan publik tidak lagi menjadi masalah atau beban, tetapi menjadi suatu kebutuhan karena ide atau pendapat tersebut perlu untuk disampaikan.
5.      Berdo’a Sebelum Tampil Berbicara di Depan Publik
Berdo’a adalah usaha yang kecil, tetapi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran berbicara di depan publik, karena menyangkut dengan keyakinan seorang makhluk kepada penciptanya. Jika seseorang telah memiliki keyakinan yang kuat terhadap penciptanya atau Tuhannya, maka semua keraguan yang ada dalam dirinya akan hilang karena dia yakin semua kebaikan hanyalah milik Tuahn Yang Maha Esa.

3.2. Upaya Jangka Panjang Yang Dilakukan Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kemampuan Di Depan Publik
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik harus dilakukan usaha yang cukup keras demi tercapainya keterampilan berbicara di depan publik yang baik. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik:
1.      Latihan Terus Menerus
Sesuatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan akan lebih baik kualitasnya dengan melakukan latihan secara terus menerus. Begitu juga dengan berbicara di depan publik, jika ingin meningkatkan kemampuan untuk bisa berbicara di depan publik perlu dilakukan latihan terus menerus atau rutin. Berdasarkan hasil dari kuesioner yang dilakukan, hampir seluruh mahasiswa mengalami kesulitan saat berbicara di depan publik untuk pertama kalinya. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik perlu dilakukan latihan yang secara terus menerus.
2.      Sering Bertukar Pikiran dengan Orang Lain
Hal ini sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik, karena dengan sering melakukan tukar pikiran dengan orang lain maka wawasan akan tambah luas dan pikiran pun akan jernih, sehingga akan terbentuk pribadi yang selalu terbuka dan berani untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapat yang cemerlang.
3.      Berusaha Untuk Selalu Memiliki Akhlak Yang Baik
Jika seseorang telah memiliki akhlak yang baik, maka dia akan merasa tenang dengan apa yang akan dia lakukan. Contohnya: jika seseorang itu selalu menghargai orang lain, maka ketika dia tampil berbicara di depan publik dia akan dihargai juga. Namun sebaliknya jika seseorang itu memiliki kepribadian yang buruk, seperti selalu mengejek orang lain saat orang lain tersebut melakukan kesalahan, maka dia akan takut untuk tampil berbicara di depan publik karena merasa bersalah dengan sikapnya tersebut.
4.      Sering Melakukan Latihan Otak Kanan
Hal ini sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik, untuk mengatasi masalah tidak menguasai materi yang akan disampaikan saat berbicara di depan publik. Secara ilmu biologi otak kanan manusia memiliki kapasitas yang lebih besar dari otak kiri, sehingga jika menggunakan otak kanan untuk memahami materi yang akan disampaikan akan tersimpan lama di dalam otak kita. Dan itu memudakan mahasiswa untuk cepat ingat dengan yang akan disampaikan. Selain itu, otak kanan manusia memiliki beberapa sifat seperti lebih fleksibel, menerima hal-hal baru yang terkadang tidak logis, imajinatif, penuh inovasi, kreatif, dan dilakukan secara tidak sadar berdasarkan kebiasaan-kebiasaan. Maka dari itu, metode sering melatih otak kanan, sangat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan publik, karena otak kanan mampu menguasai tehnik-tehnik berbicara di depan umum dengann hipnotis atau tidak sadar karena telah terbiasa. Jika sudah mengetahui dasar-dasar untuk berbicara di depan publik dengan baik, maka mahasiswa juga  akan mampu seperti pembicara hebat lainya yang memiliki teknik berbicara yang baik di depan umum.




Tidak ada komentar: